Minggu, 15 Maret 2009

MEMILIKI KEKUASAAN, BERARTI MEMILIKI PELUANG UNTUK MEMPERMUDAH URUSAN ORANG LAIN

Suatu hari, selesai menguji skripisi disalah satu Universitas tempat saya mengajar, sebelum pulang saya mampir keruang dosen untuk mengambil berkas di lokoer saya. Jam sudah menunjukan pukul 17.00 dan ruang dosen sudah sepi.

Namun disitu saya melihat dua orang mahasiswi sedang duduk menunggu salah satu pejabat struktural yang berhubungan dengan bidang pendidikan. Saya kenal mereka, karena mereka termasuk angkatan lama, namun karena berbagai kendala baru akan menyelesaikan studinya tahun ini.

Saya sapa mereka, " Sedang apa kamu berdua disini"
Mereka menjawab, " Sedang menunggu Pak Anu, kami ada perlu dengan beliau", mereka menjawab serempak. Saya tidak tahu sudah berapa lama mereka menunggu, karena saya baru selesai menguji skripsi yang waktunya lebih dari satu jam.

Setelah bicara sebentar saya segera turun untuk pulang kerumah.
Kebetulan dijalan saya jumpa dengan dosen yang disebut oleh dua mahasiswi tadi.
Saya bertanya" Mau kemana Pak..." Teman dosen yang punya jabatan itu menjawab " Mau pulang Pak"

Saya tersentak, bukankah ada dua mahasiswi yang sedang menunggunya.
Saya katakan, "Bapak ditunggu dua mahasiwi Pak, sepertinya mereka sudah lama menunggu"
Kemudian beliau menjawab, "Biarin, mereka kan mahasiswa lama". Kemudian beliau mengambil HP, saya tidak tahu mau telpon kemana.

Sebelum sempat HP nya di on kan, saya buru-buru berkata "Pak, sebaiknya Bapak temui mereka, kasihan Pak mereka mungkin sudah menunggu lama dan mungkin masalahnya juga penting buat mereka, mengingat mereka mahasiswi lama yang terancam drop out."
Saya pegang bahu beliau yang usianya lebih muda dari saya dan terus berkata "Temui-lah Pak, hitung-hitung mencari pahala"

Kemudian dia berkata": Baik Pak, saya akan temui mereka"

Sebelumnya sang dosen ini sering berbincang-bincang dengan saya mengenai berbagai hal antara lain tentang orang yang diberikan amanah oleh Tuhan dan punya kekuasaan. Dalam bincang-bincang sebelumnya disinggung juga mengenai betapa bagusnya seandainya kekuasaan yang kita miliki dapat mempermudah urusan orang dan bermanafaat buat orang lain. Teman dosen itu orangnya baik, tapi mungkin waktu itu sedang lelah atau bete' barangkali.

Setelah dia menyatakan siap menemui dua mahasiswi tadi, hati saya lega dan langsung menuju tempat parkir untuk ambil mobil dan segera kembali kerumah.

Saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan.
Yang penting bagi saya adalah, saya berupaya berbuat baik sekecil apapun kepada siapapun.
Paling tidak dua mahasiswi tadi tidak terlalu lama menunggu, dan bukan tidak mungkin dia baru bisa bertemu dengan dosen tersebut satu minggu kemudian.

Saya jadi ingat lagi perbincangan saya dengan sang dosen tersebut: Betapa bagusnya jika kita memiliki kekuasan dapat mempermudah urusan orang dan bermanfaat buat orang lain.


Bambang Sudiono

mindpower-therapist / motivator
email: sdnbambang@yahoo.com
blog : http://revito.blogspot.com/
hp : 081319021625 esia: 021.93557545

Selasa, 03 Maret 2009

BERUBAHLAH KAMU, MAKA TUHAN AKAN MENGUBAH KAMU

Bambang Sudiono, itulah nama yang diberikan orang tua saya kepada saya. Menurut saya nama itu sangatlah gagah dan bagus, mengingat kedua orang tua saya adalah benar-benar bukan orang sekolahan atau priyayi. Kedua orang tua saya dari kalangan petani miskin yang lahir disebuah desa kecil di Kabupaten Tegal, yaitu Desa Lebaksiu yang jaraknya dari kota Tegal sekitar 12 km menuju kearah Purwokerto.

Jika Anda suatu saat menuju Purwokerto dari arah Tegal, maka Anda akan jumpa sebuah tugu dikelokan menunju Purwokerto, disitulah kedua orang tua saya dilahirkan. Achmad Fattah, nama bapak saya, dan Tasripah nama emak saya. Keduanya sudah meninggal dunia, 30 tahun yang silam.

Sayang sekali, sampai kedua orang tua saya meninggal, terutama emak saya, saya masih dalam proses hidup miskin, belum bisa membantu secara maksimal. Kini saya mengirim Al Fatihah, sesudah sholat saya. Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya, dan menerima segala amal ibadahnya. Amin.

Saya sebut emak, karena memang demikian kami memanggilnya, bukan ibu atau bunda, atau apalah sebutan yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang berpunya. Saya sendiri lahir didaerah kumuh ditengah-tengah kota Jakarta, tepatnya di Kramat Lontar. Demikian juga saudara-saudara saya yang lain, semuanya lahir di dan dibesarkan di Jakarta dengan segala senang dan dukanya, namun lebih banyak dukanya daripada senangnya.

Orang tua saya “merantau” ke Jakarta, tidak ingin jadi petani, namun jadi pedagang kecil, tepatnya pedagang kaki lima/PKL, yang sering diburu oleh Tramtib, yang keganasannya melebihi serdadu Israel sa’at memburu gerilyawan Palestina. Nyaris tidak memiliki rasa belas kasihan dan hati nurani.

Kami bertujuh saudara, yang nama-namanya, benar-benar berbau priyayi. Salah satu adik saya, Gatot Sugito menghilang, tepatnya meninggalkan rumah sejak kelas 6 SD. Sampai kini, kami tidak mengetahui keberadaannya, apakah dia masih hidup atau sudah meninggal. Kejadiannya sekitar 40 tahun yang silam, dan sudah dilakukan usaha pencarian, sampai ke “orang pintar” segala, namun tidak berhasil.

DO’A DAN AFIRMASI DAPAT MENGUBAH HIDUP SAYA
Dari semua saudara-saudara saya, mereka semua hanya tamat SMA, itupun atas bantuan saya karena sebagian dari mereka tinggal bersama saya di rumah kontrakan yang kecil, sementara saya baru setahun berumah tangga, dan baru pindah dari rumah mertua.
Kemampuan saya saat itu, hanya mampu menyekolahkan adik-adik saya, hanya sampai tingkat SMA.

Bukan bermaksud untuk menyombongkan diri, saya, alhamdulillah, satu-satunya yang menyandang gelar sarjana/S-1, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Prof.DR. Moestopo (Beragama) dan Paska Sarjana/S-2, Magister Manajemen Sistem Informasi (MMSI), Program Pasca Sarjana Universitas Gunadarma.

Semua S-1 dan S-2, saya capai sambil bekerja di TVRI. Awalnya bermula dari Akademi Penerangan. Saya masuk Akademi Penerangan selepas SMA tahun 1970.

Tentu timbul pertanyaan, koq bisa sih orang tidak berpunya kuliah, gimana ceritanya.

Bisa-lah, karena saya ikut testing dan lulus, sedangkan kuliahnya mendapat bea siswa, dapat tunjangan uang dan setelah lulus langsung bekerja di Departemen Penerangan.

Kemudian saya pindah ke TVRI, yang waktu itu pun sedang jaya-jayanya. Pindah ke TVRI pun tidak mudah. Saya juga ikut testing untuk bisa pindah ke TVRI, karena saya tidak mempunyai saudara (waktu itu istilahnya koneksi) yang bekerja di pemerintahan.

Pada saat saya ikut testing di TVRI saya bertemu beberapa teman Akademi Penerangan yang sudah bekerja disana, karena mereka punya “koneksi”. Mereka bertanya, apakah saya mempunyai saudara atau kerabat di Departemen Penerangan atau TVRI, saya jawab tidak.
Mereka tersenyum kecut dan bilang, sudah lebih baik pulang saja, harapannya tipis untuk bisa diterima.

Saya abaikan ucapan mereka dan saya anggap angin lalu. Faktanya “koneksi” saya, ya testing itu. Namun saya punya keyakinan, saya pasti diterima, karena saya ingin mengubah nasib saya, dan menurut perasaan saya, saya punya kemampuan.
Sebenarnya yang ingin melamar di TVRI adalah salah satu adik saya, namun melihat begitu banyaknya pelamar yang datang, sampai-sampai ruang satpam TVRI tempat pengambilan formulir rusak berat, dia mundur dan saya yang maju menggantikannya.

KALAU KITA INGIN BERUBAH UNTUK MAJU, TUHAN PASTI OKE-IN SAJA
Payung saya adalah Firman Allah dalam Al Qur’an : Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka mengubah diri mereka sendiri.

Kemudian kalau dianalogikan, Allah tidak akan mengubah nasib saya, sampai saya mengubah diri saya sendiri. Itulah yang saya pegang sampai sekarang. Pilihan hidup, mau sukses, mau kaya, mau banyak amalnya, mau ta’at beribadah atau mau apa sajalah itu adalah pilihan kita. Kita mau menjadikan diri kita apa saja, Allah tinggal OK in saja, tidak akan menghalang-halangi.

Menurut saya ini unversal, berlaku untuk siapa saja, bangsa apa saja, agama apa saja, warna kulit apa saja, putih, hitam atau mungkin kelabu, jika ada.

GAMBARKAN DENGAN JELAS DAN RINCI APA KEINGINAN KITA. RASAKAN SEOLAH-OLAH ITU SUDAH BENAR-BENJAR TERJADI.
Satu hal yang menjadi obsesi saya sejak kecil, mungkin pada waktu klas dua SMP barangkali, yaitu saya sering menggambarkan secara jelas dan nyata keinginan saya untuk hidup berkualitas, hidup layak, berkecukupan dan makmur. Saya ingin tercabut dari keadaan saya yang sangat miskin.
Dan itu saya gambarkan dengan jelas.

Pada sa’at kuliah dan jika dosennya menjemukan, saya pura-pura mencatat. Padahal yang saya lakukan adalah menggambar rumah yang besar, dan kebetulan saya bisa menggambar walau sedikit-sedikit, ada parabolanya (pada waktu itu parabola adalah barang mewah), ada mobilnya.
Saya bayangkan pada sa’at itu saya ada didalamnya. Nyata dan jelas. Gambaran itu saya perjelas dalam do’a-do’a saya sesudah sholat.

Saya yakinkan diri saya, bahwa Allah “pasti” mengabulkan do’a saya, siapapun saya. Saya ingat lagi, Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai mereka mengubah diri mereka sendiri. Kemudian saya katakan kepada diri saya sendiri: Hey Bambang Sudiono, Tuhan tidak akan mengubah nasib kamu, kalau kamu tidak mengubah diri kamu sendiri. Itu sudah suatu kepastian dari Tuhan, sunattullahnya ya sudah begitu, tidak perlu ragu lagi, karena itu adalah hal yang sangat pasti. Jika kita meragukan hal itu, berarti kita meragukan Kebesaran Allah SWT yang sudah wanti-wanti berfirman melalui wahyu yang disampaikan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

Itulah pijakan saya dalam menjalani hidup ini. Itulah juga yang ingin saya sharing dengan Anda yang tengah membaca tulisan ini. Jangan hentikan membaca tulisan ini, teruskan, masih ada kisah-kisan menarik dan inspiratif.

Kemudian pertanyaan berikutnya adalah: apakah di usia saya yang masih sangat muda ini, yaitu 57 tahun, saya ulangi 57 tahun, saya sudah mencapai apa yang menjadi do’a dan afirmasi saya ?.

Mari kita lihat sama-sama. Dari orang yang sangat miskin, semiskin-miskinnya, rumah lantai tanah, tembok-tembokan campur gedek, tidak ada listrik, tidak ada televisi, tidak ada tape recorder hanya radio transistor kecil merk Cawang, atap seng bekas dan genteng bekas (karena tidak mampu beli yang baru), tidak ada wc, buang air ke wc umum, sekarang tinggal didaerah elit di Kawasan Kemang Pratama Bekasi.

Dari seseorang yang mandi dan buang air di sungai atau wc umum, sekarang di tiap kamar dirumahnya ada kamar mandi dan wc sendiri. Dari seseorang yang kesana kemari naik angkot dan bergelantungan di bis kota, saat ini dalam melakukan aktifitasnya mengendarai kendaraan pribadi yang cukup representatiif.

Ada satu pengalaman pada sa’at saya naik angkot. Saya lihat penumpangnya dekil-dekil, bau keringat menusuk, meludah sembarangan, merokok di dalam angkot yang sempit dan sesak tanpa memperhatikan keadaan penumpang yang lain.

Sementara saya berpakaian paling rapih diantara mereka, karena pekerjaan saya menuntut saya demikian. Waktu itu saya sudah memiliki motor, namun demi kesehatan, saya tidak gunakan untuk berangkat kekantor, karena jaraknya terlalu jauh, Bekasi-Senayan.

Langsung saya berkata kepada diri saya sendiri : Tempat saya bukan disini !!! Saya harus memiliki mobil sendiri !!! Saya tidak berkata, akan membeli mobil, yang saya katakan adalah saya harus memiliki mobil. Bagi alam bawah sadar maupun alam semesta, kata “akan” mempunyai perbedaan prinsip dengan kata “memiliki”. “Akan” belum terjadi, “memiliki” sudah terjadi. Responnya, sudah pasti berbeda.

Dari seseorang yang sama sekali tidak memliki “urat” sekolahan, saat ini menjadi dosen-guru dari mahasiswa-, bukan guru taman kanak-kanak, atau guru SD yang pada waktu luang jadi pemulung, atau guru SLTP atau SLTA yang setelah mengajar nyambi jadi tukang ojek.

Jika mau dibilang “nyambi”, disamping sebagai dosen saya juga adalah seeorang hipoterapis dan motivator. Namun saya tidak pernah mengatakan itu sebagai “nyambi” atau sambilan, saya menyebutnya sebagai pekerjaan utama saya yang lain, guna membagi kebahagiaan pada sebanyak mungkin orang.

Kembali kepada masa lalu saya. Sa’at saya kuliah di Akpen, tahun 70 an, pada saat saya belajar menggunakan lampu semprong. Keadaan masih tetap demikian sampai saya menikah, th 1976. Sementara saya tinggal di rumah mertua yang keadaannya sedikit lebih baik, sudah ada listriknya dan pesawat televisi walau hitam putih.

Alhamdulillah, dengan daya juang yang konsisten dan pantang menyerah, disertai do’a dan keyakinan diri yang begitu kuat, kini saya bisa tinggal di pemukiman yang amat layak untuk dihuni.

Singkat cerita, saya sekarang hidup sangat layak, berdampingan dan bertetangga dengan orang-orang yang hidup cukup layak pula, berpendidikan, ta’at beragama dan tentu hidupnya berkualitas.

Ya, hidup berkualitas merupakan fokus saya dan menjadi pikiran saya dimanapun saya sedang berada.

Pada saat saya berpikir hidup berkualitas yang ada dalam pikiran saya adalah menyangkut kekayaan, kesejahteraan, kesuksesan, kemampuan untuk memberi, membantu orang lain yang membutuhkan, dan banyak hal lain yang indah-indah, bagus dan positif.

.......( Anda lelah membaca ini, silakan istirahat sejenak, ambil nafas, rileks dulu. Masih banyak hal-hal menarik yang perlu diketahui dan Anda praktekan dalam kehidupan sehari-hari).......

Sudah siap ?......Ok, mari kita mulai lagi......

Gunakan kata-kata yang bersifat aktif/positif, jangan gunakan kata-kata yang pasif/negatif
Saya tidak pernah mengatakan, saya tidak mau miskin, saya tidak mau sengsara, saya tidak mau melarat, saya tidak mau sakit dan tidak tidak yang lain. Sebab pada saat berkata tidak mau miskin, tentu yang menjadi pikiran saya adalah tentang kemiskinan, saat berkata tidak ingin melarat, maka kemelaratan-lah yang mendominasi pikiran saya, jika saya berkata tidak mau sakit, sudah pasti berbagai penyakit-lah yang mengendap dalam pikiran saya.

Semuanya saya balik, dari pada berkata saya tidak mau miskin atau melarat lebih baik saya mengatakan saya ingin hidup sejahtera dan makmur. Dari pada berkata saya tidak mau sakit, lebih baik saya mengtatakan, saya ingin sehat. Demikian seterusnya. Saya berusaha menyingkirkan kata-kata negatif dalam perbendaharaan kata-kata saya seperti tidak mungkin, mustahil, tidak bisa, sakit, menderita, sengsara, suram, dsb, dan menagganti dengan kata-kata atau kalimat yang positif, mencerahkan dan bertenaga.

Belakangan saya baca dalam The Secret tulisan Rhonda Byrne, bahwa apa yang kita pikirkan, akan menarik elemen atau energi yang sama kedalam diri kita dan akan mewujud seperti apa yang kita pikirkan. Rhonda menyebutnya dengan The Law Attraction atau Hukum Ketertarikan atau Hukum Daya tarik.

Apabila hal-hal positif yang menjadi pikiran kita, maka ia akan menarik hal yang positif pula kedalam diri kita, demikian pula dengan hal-hal yang negaftif.

Kembali pada awal tulisan ini, bahwa hidup memang sepenuhnya pilihan kita.
Dengan rendah hati ingin saya katakan, bahwa sejak kecil, saat SMP saya secara otodidak sudah mempraktekan hal-hal demikian. Kemudian saya banyak membaca buku-buku psikologi populer diantaranya yang menyangkut kekuatan pikiran (mind power) , yang prisnsipnya hampir sama dengan the Law Attraction, dan buku-buku pemberi semangat lainnya.

Beberapa buku yang saya anggap cukup siginifikan adalah PsikoSibernetika tulisan Maxwell Malt, buku-buku tulisan Dale Carnegi dan banyak lagi buku-buku yang kecil dan mudah dibaca namun sangat bertenaga untuk membangun moitivasi kita.

Saya ingin mengatakan, bahwa semua buku itu menjadi semacam konfirmasi atau pembenaran dari pikiran saya selama ini, yang cuma ngarang-ngarang saja.

Saya sudah pensiun dari TVRI dan pernah menduduki berbagai jabatan yang amat stragis disana. Kini saya mengajar diberbagai perguruan tinggi, seperti di alma mater saya, Fikom Universitas Prof.DR Moestopo (Beragama), Akademi Radio Televisi dan Periklanan milik Gunadarma, dan STIKOM Interstudi.

Belakangan saya mulai tertarik kepada hal-hal yang menyangkut motivasi dan pemberdayaan diri. Saya ingin menularkan pengetahuan saya dan pengalaman saya kepada orang lain.

Berdasarkan pengamatan saya dan inter-aksi dengan orang lain, ternyata, belum banyak orang yang faham tentang motivasi (mind power) termasuk memotivasi diri sendiri, kendati mereka berpendidikan sarjana. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang “gagal” dalam menjalani kehidupan ini, atau paling tidak hidupnya biasa-biasa saja, yang seharusnya mereka bisa lebih dari itu.

Mereka tidak punya daya hidup, berpikiran dan berbicara negatif, nyinyir, ngeyel, selalu menilai buruk dan memandang rendah orang lain, membenci orang kaya dan sukses (ini suatu isyarat yang sangat jelas, bahwa sampai matipun, mereka tidak akan pernah menjadi orang kaya dan sukses).

Logikanya sederhana saja, karena secara tidak sadar, mereka menolak kekayaan dan kesuksesan, dan direspon oleh pikiran bawah sadar sebagai sistem nilai, bahwa segala bentuk kemakmuran dilarang singgah kedalam diri mereka. Secara tidak sadar, mereka memilih untuk hidup melarat, rumah kontrak seumur hidup, kesana kemari naik bus atau angkot, pakaian lusuh dan dicuci seminggu sekali. Dan itulah kehidupan yang mereka dapatkan, terlepas apakah mereka rajin beribadah atau tidak.

Seandainya pun rajin beribadah, saya yakin orang-orang semacam ini pasti penuh keraguan, apakah do’a-do’anya akan dikabulkan Tuhan.

Ironisnya, jumlah orang semacam ini cukup besar. Sementara jika sedikit saja orang mengetahui apa itu mind power, paling tidak dia relatif hidup lebih makmur dan berkualitas, dan jumlahnya sedikit. Itulah antara lain yang menjadi afirmasi saya :
Lebih banyak orang yang hidup makmur secara finansial maupun spiritual. Itu juga bentuk keberbagian saya kepada orang lain.

Motivator dan hypnotherapist / mindpower-therapist
Saat ini disamping sebagai dosen saya juga seorang motivator dan hypnotherapist tepatny mindpower-therapist, dengan pertimbangan saya merasa memiliki bakat dan kemampuan berdasarkan pengalaman hidup saya selama ini. Untuk menjadi seorang hypnotherapist, saya tetap harus mengikuti pendidikan dan pelatihan antara lain Fundamental Hypnotherapist (certified) dan Advance Hypnotherapist (certified), dibawah naungan Indonesian Board of Hypnotherapist/IBH yang dipimpin oleh Yan Nurindra, orang saya hormati, sebab bagaimanapun juga dia adalah guru saya.

Seseorang baru diizinkan membuka praktek/klinik hypnotherapist setelah mengikuti Advance Hypnotherapist. Tentu saja itu yang berada dalam koordinasi IBH. Diluar IBH boleh-boleh saja membuka praktek, walau cuma belajar sekitar 10 menit.

Mengenai hypnotherapist, pada dasarnya mengubah cara berpikir seeorang dengan metode-metode tertentu. Caranya adalah membongkar gudang pikiran yaitu alam bawah sadar yang selama ini dipenuhi dengan pikiran-pikiran buruk, seperti kegagalan, traumatik, selalu pesimis, tidak memiliki semangat, kebiasaan buruk, kegemukan dan perasaan-perasaan buruk lainnya dan mengganti dengan pikiran-positif dan bernas, pikiran-pikiran unggul dan kesuksesan, pikiran-pikiran sehat dan mencerahkan.

Jika kita ingin mengubah diri kita menjadi lebih baik, yakinlah pasti bisa. Itu adalah janji Tuhan. Ingat, Tuhan tidak akan mengubah diri suatu kaum, sampai mereka mengubah diri mereka sendiri. Dan jika dianalogikan, Tuhan tidak akan mengubah diri kita, sampai kita mengubah diri kita sendiri.
Jelas sekali. Mulai dari sekarang kita mengubah diri kita sendiri, menjadi lebih baik.
Mengenai hypnotherapist, ada tulisan saya secara khusus di blog ini, juga tentang the Law Attraction temuan Rhonda Byrne, disertai contoh-contohnya.
Itulah yang akan selalu menjadi topik pembicaraan kita dalam blog ini. Bila ada sesuatu yang kurang jelas bisa kita diskusikan bersama. Saya akan terus menulis tentang Hypnotherapist, mind power maupun the Law Attraction, serta menceritakan pengalamanan pribadi maupun pengalaman para sahabat yang telah berdiskusi dan berkonsultasi dengan saya.

Nama lengkap saya, Drs.H.Bambang Sudiono,MMSi, CHt
Alamat : Kemang Pratama I, Jl Niaga IV, Blok E-60,Bekasi.
Telp: (021) 8201127 HP : 081319021625 esia: 93557545
e-mail : sdnbambang@yahoo.com
blog : http://revito.blogger.com
facebook: BambangSudiono

Salam Sukses Dan Berkelimpahan !!!

Minggu, 01 Maret 2009

PERJALANAN HIDUP SAYA

Nama : Drs.H.Bambang Sudiono, MMSI
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl lahir : Jakarta, 5 April 1951
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Kemang Pratama I, Jl. Niaga IV,
Blok E-60, Bekasi
Telp : (021)8201127 HP:081319021625 esia : 93557545
e-mail : sdnbambang@yahoo.com
Blog :
Pekerjaan : Hynotherapist (Mindpowertherapist) / Motivator
Dosen Ilmu Komunikasi,
Universitas Prof.DR.Moestopo (B), Jakarta
STIKOM Interstudi, Jakarta
Akademi Radio dan Televisi Global Media, Gunadarma, Jakarta


Pendidikan Formal :
1. SD Negeri di Jakarta, Lulus 1964.
2. SMP Muhammadiyah III, Jakarta, lulus 1967.
3. SMA Muhammadiyah I, Jakarta, lulus 1970.
4. Akademi Penerangan, Jakarta, lulus 1974.
5. Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan PR, Universitas Prof. Dr. Moestopo (B), Jakarta, 1990
6. Program Pasca Sarjana, Magister Manajemen Sistem Informasi Bisnis, Universitas Gunadarma, Jakarta, 2002.

Pendidikan informal dalam dan luar negeri :
1. Diklat Produksi Siaran Televisi, 1977
2. International TV News Exchange, AIBD, Kuala Lumpur, 1984.
3. NSK-CAJ Fellowship Programme, Tokyo, 1980
4. Pelatihan Jurnalistik, PWI Pusat, Jakarta, 1978
5. Lokakarya Teknik Mengajar, PPM-TVRI, 1989
6. Diskusi “UU Penyiaran dan Kebebasan Pers diIndonesia”UPDM (B), Jakarta, 2003.
7. School of Hypnotherapist, Jakarta, 2004
8. Pelatihan Exelent Service, Jakarta, 2000
9. Pelatihan Motivasi dan Pengembangan Diri, Bogor, 2008



Pengalaman Luar negeri :

Kunjungan studi banding, ke Stasiun Televisi di Malaysia, Filipina, Jepang, Swiss, Turki, Hongaria, untuk melihat aspek ekonomi dan politik dari sisi broadcasting dan public relation di masing-masing negara.

Riwayat Pekerjaan :
1. 1977-1979 Reporter. Berita TVRI
2. 1979-1982 Redaktur Berita TVRI
3. 1982-1985 Chief Editor Berita Nasional
4. 1985-1989 Chief Editor Dunia Dalam Berita
5. 1989-1994 Koordinator Liputan Berita
6. 1994-1997 Koordintaor Liputan dan Pertukaran berita
7. 1998-1999 Kepala Pemberitaan TVRI Surabaya
8. 1999-2000 Kepala Reportase dan Siaran Langsung TVRI Jakarta
9. 2000-2001 Kepala TVRI Bandar Lampung
10. 2001-2003 Manajer Kreativitas TVRI Jakarta
11. 2003 -2004 Manager Produksi dan Dokumentasi TVRI Jakarta
12. Saat ini juga sebagai Dosen Ilmu Komunikasi, pada Universitas Prof.DR.Moestopo (B), Jakarta.
13. Dosen Stikom Interstudi, Jakarta
14. Dosen Akademi Radio dan Televisi, Global Media, Gunadarma, Jakarta
15. Hypnotherapist dan Motivator

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.



Drs.H.Bambang Sudiono, MMSI