Sabtu, 14 Juni 2008

RAPPORT, HUBUNGAN YANG PENUH SIMPATI

Pernah beberapa waktu yg lalu, saya begitu tidak suka dengan seseorang, yang menurut angapan saya orang itu sangat menyebalkan. Memandangnya saja, sudah membuat perut saya mual. Saya beranggapan, orang itu tidak memiliki sedikitpun sesuatu yang bagus, yang membuat saya suka kepadanya. Yang lebih bikin repot lagi, setiap hari saya pasti ketemu dengan orang itu. Keadaan yang tidak sehat ini, memang membuat saya menjadi tidak sehat. Ini harus segera diakhiri.

Kemudian saya mengubah mind set saya, dengan cara mengubah asumsi dasar saya terhadap orang yang saya benci tersebut, yang dikalangan para praktisi Neuro-Linguistic Progamming (NLP), disebut dengan presupposition.

Presupposition saya terhadap orang itu adalah, bahwa orang itu memiliki sumber kebaikan yang begitu besar, dan cara pandang saya terhadap orang itu sangat berbeda derngan cara pandang orang tersebut terhadap dirinya sendiri. Peta saya dengan peta orang itu pasti tidak sama, dan saya tidak bisa memaksakana peta saya untuk diikuti oleh orang itu.

Saya harus membangun hubungan yang penuh rasa simpati, yang saling menghargai, hubungan yang menjadikan saya bukan merupakan ancaman atau saingan bagi orang orang itu. Itulah yang dalam terminologi NLP disebut dengan Rapport. Dalam The Little Oxford Dictionary, rapport diterjemahkan menjadi sympathetic relationship.

Ada 3 cara untuk mencapai keadaan rapport yang dikenal dengan 3 R yaitu Respect (respek/penghargaan/pengakuan), Recognition (pengakuan/perhatian) dan Reassurance (pemulihan nyali/keberanian).

Kesemuanya itu dilakukan dengan apa yang disebut matching. Matching tidak lain merupakan upaya kita agar tune in atau melakukan penyesuaian (calibrate) pada suatu aspek dari bahasa tubuh orang lain. Artinya, pada saat kita melakukan komunikasi, perhatian kita harus benar-benar fokus pada orang lain. Bagaimana cara bicaranya, gerak tubuh, volume suara dan sebagainya, dan kita berusaha untuk menyesuaikan diri.

Saya menerapkan cara itu kepada orang yang sangat saya benci. Hasilnya ? Alhamdulillah. Dia menjadi salah satu sahabat saya yang paling hangat dan baik. Saya pun menerapkan teknik-teknik NLP pada saat melakukan hipnoterapi kepada klien-klien yang datang kepada saya. Dan banyak yang berhasil.

Jika Anda memiliki problem yang sama, silakan datang ketempat saya dan mari kita berbincang-bincang dan fokus pada hasil (outcomes focused) dan jangan fokus pada masalah (problem focused).

Salam sukses dan sangat bahagia

Bambang Sudiono,
Hypnotherapist / Motivator
e-mail : sdnbambang@yahoo.com
blogsite: http://revito.blosgpot.com/
telp: 021-8200127
HP : 081319021625